“ Wahai orang-orang yang beriman”
Dari ayat ini kita melihat dengan jelas adanya kaitan antara puasa dengan keimanan seseorang.
“Iman adalah engkau mengimani Allah, mengimani Malaikat-Nya, mengimani Kitab- kitab-Nya, mengimani para Rasul-Nya, mengimani hari kiamat, mengimani qadha dan qadar, yang baik maupun yang
Demikianlah enam poin yang harus dimiliki oleh orang yang mengaku beriman. Maka orang enggan mempersembahkan ibadah kepada Allah semata, atau menyembah sesembahan lain selain Allah, perlu dipertanyakan kesempurnaan imannya. Orang yang enggan mengimana Muhammad adalah Rasulullah atau meninggalkan sunnahnya, mengada-adakan ibadah yang tidak beliau tuntunkan, perlu dipertanyakan kesempurnaan imannya. Orang yang tidak percaya adanya Malaikat, tidak percaya datangnya kiamat, tidak percaya takdir, perlu dipertanyakan kesempurnaan imannya
“Telah diwajibkan atas kamu berpuasa ”
“Kesimpulannya, penghapusan hukum (dianjurkannya puasa) benar adanya bagi orang yang tidak sedang bepergian dan sehat badannya, yaitu dengan diwajibkannya puasa berdasarkan ayat:
‘ Barangsiapa di antara kamu hadir di bulan (Ramadhan) itu, wajib baginya'puasa'(QS. Al Baqarah: 185)17],
“Sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian”
Imam Al Alusi dalam tafsirnya menjelaskan: “Yang dimaksud dengan ‘orang-orang sebelum kalian ’adalah para Nabi sejak masa Nabi Adam ‘Alaihissalamsampai sekarang,
Puasa kaum terdahulu:! Ada,
- Puasa Nabi Adam selam 3 hari pada tujuan memhon pertobatan setelah memkan buah kholdi
- Nabi Nuh berpuasa saat bajir besar saat kapalnya ditengah samudra tujuannya untuk mmenjaga persedian makanan;
- Nabi Yacub berpuasa untuk keselamatan putra putrinya;
- Nabi yusuf barpuasa ketika dalam penjaradan ketika dilantik jadi pembesar dimisir;
- Nabi Musa perpuasa selama 40 hari 40 malam dalam mempersiapkan diri menerima wahya Allah;
- Nabi Daud berpuasa selang seling yaitu sehari puasa dan sehari tidak puasa spjg thn;
- Nabi Isa puasa ketika akan tampil dimuka umum dan menyatakan dirinya sebagai Nabi;
- Orang orang sebelum datangnya Islam juga berpusa pada hari Asyura sama dengan orang orang Yahudi;
- Puasa Maryam wanita suci yang mengandung bayi nabi Isa cara puasanya tidak makan, tidak minum dan tidak berbicara (bernazar) QS Maryam 26;
Perbedaan dengan puasa Ramadhan:
- Puasa Ramadhan lebih ringan QS Albaqarah 185;
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Bandingakan puasa maryam yangtidak boleh bicara, juga diharam puasa wishal yaitu puasa teruss menerus tanpa berbuka dansahur, orang sakit, musafir dan tidak mampu dibolehkan tidak berpuasa akan tetapi wajib menggati baik dengan qadha atau dengan membayar fidya;
- Lebih sedikit dibandingkan puasa nabi musa selama 40 hari 40 malam atau Nabi Daud berpuasa selang seling yaitu sehari puasa dan sehari tidak puasa spjg thn;
- Makan sahur Nabi bersabda "mintalah bantuan dengan menytap makan sahur agar kuat pusa disiang hari dan mintalah bantuan dengan tidur sejenak siang agar kuat selat malam (HR.Ibnu Majah)
“Agar kalian berlaqwa”
keterkaitan antara puasa dengan ketaqwaan: “Puasa itu salah satu sebab terbesar menuju ketaqwaan. Karena orang yang berpuasa telah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Selain itu, keterkaitan yang lebih luas lagi antara puasa dan ketaqwaan:
Manshoma ramadana imanan wahtishoban gufirallahu matakadama min jambi;